Pembelajaran Kontekstual Ke Pulau Bali

TEMA PEMBELAJARAN: Memahami budaya belajar penduduk di Pulau Bali dan mendeskripsikan kemampuan peranserta diri dalam membangun komunikasi dan toleransi untuk mengembangkan realisasi prinsip kebhinekaan bangsa.

LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN:

Pembelajaran Kontekstual ke Pulau Bali dimulai Sabtu,  17 Desember 2016 hingga Rabu, 21 Desember 2016. Jumlah siswa pembelajar ada 127 orang ditambah jumlah Pembimbing ada 14 orang, yang terdiri dari Guru dan Karyawan Tata Usaha.

Rombongan peserta pembelajaran kontekstual ke Pulau bali ini berangkat dari sekolah pukul 10 pagi, setelah acara pembagian Rapor semester gasal tahun pembelajaran 2016/2017 usai.

Rapor itu sendiri diterima oleh orang tua siswa sesuai dengan bunyi undangan, yakni pukul 8 hingga pukul 9.

Peserta Pembelajaran Kontekstual ke Pulau Bali berangkat dari kampus SMA Negeri 1 Lendah menuju objek-objek pembelajaran. Sebelum berangkat, Bapak Ibu Pembimbing memberikan pengarahan mengenai tata tertib, jadwal atau agenda kegiatan, lengkap dengan perincian waktu, tempat-tempat yang akan dikunjungi beserta pembagian kelompok sekaligus koordinator atau pemimpin kelompok mereka

Tempat-tempat tujuan pembelajaran adalah (1) Bedugul; (2) GWK; (3) Pantai Pandawa; (4) Sangeh; (5) Tanah Lot; (6) SMA Negeri 8 Denpasar Bali.

BEDUGUL

Bedugul adalah nama sebuah daerah atau Kawasan Wisata Pulau Bali yang terletak di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Letaknya kira-kira 54 km sebelah utara dari kota Denpasar. Bedugul merupakan daerah pegunungan yang berudara sejuk dengan pemandangan yang indah, dengan adanya  Danau Beratan membuat daerah ini menjadi tempat wisata yang menarik dan terkenal. Danau Bratan sendiri merupakan danau yang terletak paling timur di antara dua danau lainnya yaitu Danau Tamblingan dan Danau Buyan, ketiganya merupakan gugusan danau kembar di dalam sebuah kaldera besar.

Danau Beratan terbilang cukup istimewa. karena berada di jalur jalan provinsi yang menghubungkan antara Denpasar — Singaraja serta karena letaknya yang dekat dengan Kebun Raya Eka Karya menjadikan tempat ini menjadi salah satu andalan wisata Pulau Bali. Di samping mudah dijangkau, Danau Bratan juga menyediakan beragam pesona dan akomodasi yang memadai. Di tengah Danau Bratan ada pura yaitu Pura Ulun Danu, yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi kesuburan. Komplek Pura Ulun Danu Beratan terdiri dari 5 Pura dan satu buah Stupa Budha, yakni

1. Pura Penataran Agung. Pura Penataran Agung dapat dilihat ketika melewati Candi Bentar (Gerbang terpisah) menuju Beratan. Pura ini berfungsi untuk memuja kebesaran Tuhan dalam manifestasi-NYA sebagai Tri Purusha Siwa yaitu Siwa, Sada Siwa, dan Parama Siwa untuk memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia, dan untuk keseimbangan alam semesta.

2. Pura Dalem Purwa. Di dalam pura ini, terdapat 3 pelinggih utama yaitu Pelinggih Dalem Purwa sebagai tempat untuk memuja Dewi Durga dan Dewa Rudra yang dipuja sebagai sumber kemakmuran, Bale Murda Manik (Bale Pemaruman) sebagai tempat untuk parum/rapat/diskusi, dan Bale Panjang sebagai tempat untuk meletakkan sarana persembahan upacara. Pelinggih yang ada di pura ini menghadap ke arah timur yang terletak ditepi selatan Danau Beratan.

3. Pura Taman Beji. Pura ini berfungsi untuk melakukan upacara Ngebejiang (ritual penyucian sarana upacara), dan untuk memohon Tirta (air suci). di Pura Taman Beji ini juga berfungsi sebagai tempat untuk Melasti (Upacara pembersihan dan penyucian oleh umat Hindu di Bali) bagi masyrakat sekitar dan penduduk setempat.

4. Pura Lingga Petak. Pura ini sering disebut dengan Pura Ulun Danu Beratan, dan gambar pura ini juga terdapat pada lembaran uang kertas pecahan Rp. 50,000. Di dalam Pura Lingga Petak ini terdapat sebuah sumur suci dan keramat yang menyimpan Tirta Ulun Danu (Air Suci Ulun Danu). Selain daripada itu, di pura ini juga terdapat sebuah Lingga yang berwarna putih yang diapit oleh batu merah dan batu hitam. Pura Lingga Petak (Pura Ulun Danu Bratan) dipercaya sebagai sumber utama air kesuburan dari Danau Beratan. Terdapat 2 pelinggih disini yaitu pelinggih yang memiliki atap/tumpang sebelas (Pelinggih Meru Tumpang Solas) menghadap ke arah selatan, dan pelinggih yang memiliki 3 tumpang/atap (Pelinggih Meru Tumpang Telu) yang masing-masing pintu nya menghadap ke empat penjuru arah mata angin.

5. Pura Prajapati. Pura Prajapati terletak di bawah pohon beringin besar, pura ini berfungsi sebagai tempat berstananya Dewi Durga. Pelinggih ini menghadap ke arah barat dan menjadi pura yang pertama kali di lihat setelah melewati tempat pembelian tiket masuk sebelum masuk ke area danau Bratan.

7, Stupa Budha. Di kawasan Pura Ulun Danu Bratan, juga terdapat sebuah Stupa Budha. Stupa ini menandakan keselarasan dalam kehidupan beragama. Stupa Budha ini menghadap ke arah selatan yang berlokasi diluar dari area utama dari komplek Pura Ulun Danu Beratan.

GWK – GARUDA WISNU KENCANA

Garuda Wisnu Kencana disingkat GWK, adakah monumen terbesar di Pulau Bali, sekaligus menjadi ikon Pulau Dewata.  GWK cukup terkenal, bukan hanya di kalangan wisatawan lokal namun juga bagi wisatawan mancanegara. Bahkan GWK menjadi salah satu monumen terbesar di dunia yang menawarkan lebih dari satu tempat wisata yang dipadukan dengan banyak petualangan epik yang begitu mengagumkan. Berbagai atraksi kesenian khas Bali ditampilkan dengan background panorama yang nampak menakjubkan. Apalagi pertunjukan kesenian tersebut juga dipadukan dengan teknologi modern dan juga sejumlah wahana permainan yang akan membuat siapa saja yang bertandang ke sana akan betah berlama-lama. Selain itu tempat ini juga memiliki vendor kuliner yang lezat sebagai teman selama bertandang di GWK. Dan tak ketinggalan pula keberadaan souvenir shop sebagai pusat oleh-oleh yang semakin melengkapi kunjungan ke GWK.

Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Jalan Raya Uluwatu, Ungasan, Kuta Selatan, Badung dan berada di daerah tertinggi di daerah Bali selatan. Daerah GWK pun menjadi lokasi yang tepat untuk travelers yang ingin mendapatkan pemandangan matahari terbit sekaligus terbenam dengan ditemani pemandangan dari daerah-daerah di sekitar GWK, seperti Sanur, Kuta, dan juga Benoa. Jika travelers sudah pernah mengunjungi Tugu Proklamasi di mana terdapat patung Sang Proklamator Indonesia di sana, maka pembuat kedua patung tersebut adalah orang yang sama. Ialah I Nyoman Nuarta yang berada di balik megahnya patung Garuda Wisnu Kencana. Ia membuat patung tersebut dengan tinggi mencapai 120 meter. Sementara bentangan sayapnya mencapai 64 meter. Patung ini juga terbuat dari 3000 ton tembaga pada bagian utamannya sementara bagian alasnya memiliki luas mencapai 30.000 m². Patung utama dihiasi dengan patng-patung kecil ya ng berlapiskan mozaik emas.

Patung GWK terinspirasi oleh kisah anak dari Resi Kasyapa dan Vinata yang dikenal dengan nama Sang Garuda. Kisah ini berawal dari keberhasilan Sang Garuda dalam menyelematkan ibunya yang dijadikan budak oleh kakak dari Vinata sendiri yang bernama Kadru lantaran kalah dalam pertaruhan tentang ekor kuda ajaib yang terbang di langit dan dikenal dengan nama Ucaihsrawa. Tak hanya menjadi budak namun Kadru juga meminta Garuda mengambil air suci Amertha dari para dewa. Meski mendapatkan perlawanan dari para dewa namun Garuda tetap bertekad memberikan Amertha tersebut kepada para ular demi menyelamatkan ibunya. Melihat hal tersebut Dewa Wisnu merasa terenyuh sehingga menjadikan Garuda sebagai raja dari para burung namun dengan syarat mengambil kembali Amertha tersebut dari para ular sebelum mereka sempat meminumnya. Tidak hanya itu, namun Sang Garuda juga menjadi kendaraan dari Dewa Wisnu. Dan kisah inilah yang kemudian diabadikan dalam patung Garuda Wisnu Kencana dengan bentuk Dewa Wisnu yang sedang mengendarai Sang Garuda.

Karena begitu luasnya area patung GWK membuat tempat ini memiliki sejumlah fasilitas yang bisa travelers manfaatkan untuk menyelenggarakan berbagai event. Di area alasnya saja terdapat ballroom yang multi fungsi dan kerap digunakan sebagai pameran seni ataupun konferensi. Masih ada taman budaya dengan luas mencapai 60 hektar yang menawarkan beragam atraksi menarik. Travelers yang ingin mengadakan sejumlah event, entah itu wedding ataupun gathering bisa memanfaatkan area kolam teratai atau yang juga dikenal dengan nama Lotus Pond. Tempat ini merupakan area outdoor terbesar di Bali dan berada di samping patung GWK. Lahan pilar batu kapur nampak mengelilingi tempat yang kerap digunakan sejumlah acara besar dan bergengsi tersebut. Untuk acara berskala kecil biasanya bertempat di Taman Indraloka dengan pemandangan layaknya surga.

Namun sebelum ke semua tempat tersebut, area yang pertama kali travelers singgahi adalah  street theater dengan empat tembok besar yang mengelilinginya. Area ini kerap digunakan sebagai area parade sehingga dilengkapi dengan area kuliner bernama Food Theater dan juga souvenir shop. Kemudian ada tirta agung dimana terdapat patung tangan Dewa Wisnu yang berada di tengah-tengaj bebatuan kapur. Selanjutnya ada amphitheater yang merupakan panggung terbuka yang mampu menampung 800 orang dan menjadi tempat pertunjukan kesenian Bali. Dan yang terakhir adalah area Wisnu Plaza yang merupakan tempat patung Dewa Wisnu berada. Di sekitar patung tersebut terdapat air mancur yang bersumber dari Parahyangan Somaka Giri dan dipercaya sebagai air suci yang mampu membawa berkah, menyembuhkan penyakit dan juga memiliki kekuatan magic.

PANTAI PANDAWA

Bagaikan air di lautan, pesona alam di Pulau Bali tidak ada habisnya. Baru – baru ini Bali membuka pantai baru di selatan Pulau Bali. Pantai yang diberi nama Pantai Pandawa ini terletak di Desa Kutuh, Kecamatan Kutuh Selatan, Kabupaten Badung. Di kalangan wisatawan mancanegara khususnya Australia pantai pandawa lebih terkenal dengan nama “secret beach”, karena lokasinya yang berada di balik tebing kapur yang menjulang tinggi, sedangkan wisatawan lokal menyebut pantai pandawa dengan sebutan pantai kutuh.

Pantai Pandawa atau disebut juga Perawan dari Bali Selatan, karena pantai ini masih sangat alami dengan air laut yang masih jernih. Kata Pandawa jika diambil dari cerita mahabrata yang menceritakan kisah 5 anak pandu. Mengapa demikian? Karena pada salah satu sisi tebing menuju pantai pandawa terdapat jejeran patung Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa atau yang sering disebut Pandawa Lima, selain itu di sisi terbing tersebut terdapat patung Dewi Kunti.

Keindahan pantai pandawa tidak perlu diragukan lagi, sejak memasuki lokasi wisata pantai pandawa pembelajar disuguhi hamparan pasir putih dan deburan ombak yang saling besaut-sautan seolah mengajak untuk bermain bersamanya. Ombak di pantai ini belum bisa diprediksi secara presisif sehingga untuk melakukan aktivitas di tepi pantai seperti berenang untuk anak-anak untuk lebih berhati-hati, selain itu pembelajar yang suka aktivitas olahraga air mestinya bisa menyewa kano atau paragliding dan yang takut tengelam dapat menyewa pelampung atau life jacket.

SANGEH

Sangeh adalah sebuah tempat yang terletak di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung,  Bali.

Sangeh yang  terkenal merupakan sebuah desa yang banyak monyet-monyet (beruk) berkeliaran dengan bebas dan dikeramatkan oleh penduduk setempat di sebuah hutan. Di tengah hutan ada pula sebuah pura yang bernama Pura Bukit Sari.Pura ini dibangun oleh Kerajaan Mengwi dan sekarang diserahkan ke penduduk setempat. Monyet di sini memiliki raja dan konon memiliki tiga wilayah kerajaan.

Menurut legenda, adanya Pura Bukit Sari di hutan ini diceritakan secara mitologis dalam Lontar Babad Mengwi. Diceritakan putri Ida Batara di Gunung Agung berkeinginan untuk disungsung di Kerajaan Mengwi. Atas kehendak dia maka hutan pala yang ada di Gunung Agung tempat putri Ida Batara Gunung Agung bermukim pindah secara misterius pada waktu malam.

Ketika perjalanan baru sampai di Sangeh, telanjur ada penduduk yang melihat perjalanan tersebut. Hal ini konon yang menyebabkan hutan pala tersebut tidak bisa berjalan lagi menuju Mengwi dan berhenti di Desa Sangeh sekarang. Konon putra angkat Raja Mengwi yang pertama I Gusti Agung Putu yang bergelar Cokorda Sakti Blambangan menemukan bekas bangunan pelinggih.

Putra angkat Raja Mengwi tersebut bernama Anak Agung Ketut Karangasem. Atas penemuan tersebut Cokorda Sakti Blambangan memerintahkan untuk membangun kembali pura tersebut dan diberi nama Pura Bukit Sari. Yang dipuja di pura tersebut adalah Ida Batara Gunung Agung dan Batara Melanting. Pura Besakih di lereng Gunung Agung itu tergolong Pura Purusa atau sebagai jiwa dari Pulau Bali.

Walaupun Sangeh belum setenar Pantai Kuta, Tanah Lot, ataupun tempat wisata lainnya di Bali, taman wisata sangeh ini juga memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung. Lokasi Objek Wisata Sangeh hanya terletak sekitar 20 km saja dari Denpasar.  Salah satu pesona dari  Taman Wisata Alam Sangeh Bali adalah wisata hutan yang didalamnya terdapat banyak sekali kera-kera yang menghuni sekitaran hutan sangeh. Untuk berkunjung ke sangeh, pengunjung hendaknya lebih berhati-hati, karena kera-kera yang berada di Sangeh terkenal dengan kejahilannya, seperti mengambil barang bawaan pengunjung, dan akan mengembalikannya kalau pengunjung memberikan makanan kesukaannya seperti pisang, kacang ataupun makanan lainnya.

Yang menarik dari kera-kera penghuni Wisata Alam Sangeh adalah, mereka ternyata juga memiliki beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok memiliki satu pemimpin. Tapi dari kelompok-kelompok tersebut masih memiliki pemimpin tertinggi atau raja dari semua raja kera yang ada di Sangeh. Pemimpin tertinggi tersebut berdiam di suatu tempat yang paling luas. Ditempat raja kera ini tinggal terdapat sebuah Pura Yang sangat terkenal kesakralannya yaitu Pura Bulit Sari.

Layaknya manusia ketika hendak memilih calon pemimpinnya, kera-kera itu juga menetapkan kera yang dipilih yang dianggap memiliki kharisma dan kekuatan yang diatas rata-rata. Para pemimpin ini memiliki hak-hak yang melebihi kera lainnya terutama dalam mengawini kera betina atau dalam jatah makanan. Biasanya kera yang dituakan atau dianggap rajanya kera akan diberikan kesempatan untuk mendapatkan makanan sampai puas, baru setelah puas sisanya diberikan kepada kera lainnya.
Menurut pengelola Taman Wisata ini, Hutan Wisata Sangeng dibuat sebagai taman dari kerajaan Mengwi. Agar terlihat cantik taman ini ditanami pohon pala yang khusus didatangkan dari Gunung Agung. Sebenarnya rencana pembuatan taman ini sangat dirahasikan namun akhirnya pembuatan taman ini diketahui oleh beberapa orang, akibatnya pembuatan taman itu dihentikan, hingga akhirnya kawasan itu diberi nama Sangeh, yang artingya ada orang yang melihat.

Hutan pohon pala merupakan areal   suci pura yang dikeramatkan oleh masyarakat Desa Adat Sangeh. Di tengah hutan   lebat yang hijau terdapat banyak kera jinak yang sering mempesona   para wisatawan. Selain pohon pala, masih ada tanaman yang terkenal di hutan Sangeh. Masyarakat setempat biasa menyebutnya Pohon Lanang Wadon, karena bagian bawah pohon itu berlubang sehingga menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan di tengah lubang tersebut tumbuh batang yang mengarah ke bawah yang terlihat seperti alat kelamin pria. Pohon itu tumbuh persis di pelataran depan tempat wisata Sangeh dan sebenarnya merupakan pohon pule.

Di Bali, pohon pule memiliki banyak keistimewaan karena kayunya sering digunakan untuk keperluan khusus, misalnya, membuat topeng yang dipakai sebagai sungsungan.

PURA TANAH LOT

Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa, yaitu Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu, penguasa Tanah Lot yang bernama Bendesa Beraben merasa iri kepadanya karena para pengikutnya mulai pergi untuk mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben kemudian menyuruh Danghyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot. Danghyang Nirartha menyanggupi, tetapi sebelumnya ia dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhirnya disebutkan bahwa Bendesa Beraben menjadi pengikut Danghyang Nirartha. Objek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 13 kilometer di sebelah selatan Kota Tabanan. Di sebelah utara Pura Tanah Lot, ada sebuah pura lain yang dibangun di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Pura ini disebut Pura Karang Bolong.

Renovasi. Pura Tanah lot selama ini terganggu oleh abrasi dan pengikisan akibat ombak dan angin. Oleh sebab itu, pemerintah Bali melalui Proyek Pengamanan Daerah Pantai Bali melakukan memasang tetrapod sebagai pemecah gelombang dan memperkuat tebing di sekeliling pura berupa karang buatan. Daerah di sekitar Tanah Lot juga ditata mengingat peran Tanah lot sebagai salah satu tujuan wisata di Bali. Renovasi pertama dilakukan sejak tahun 1987 sebagai proyek perlindungan tahap I. Pada tahap ini, pemecah gelombang (tetrapod) seberat dua ton diletakkan di depan Pura Tanah Lot. Selain itu, bantaran beton serta dinding buatan juga dibangun sebagai pelindung hantaman gelombang. Namun, peletakan tetrapod mengganggu keindahan dan keasrian alam di sekitarnya sehingga diadakan studi kelayakan dengan melibatkan tokoh agama dan masyarakat setempat pada tahun 1989. Desain bangunan pemecah gelombang di bawah permukaan air dan pembuatan karang buatan dibuat pada tahun 1992 dan diperbaharui lagi pada tahun 1998. Perlindungan pura mulai dilaksanakan sekitar bulan Juni 2000 dan selesai pada Februari 2003 melalui dana bantuan pinjaman Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar Rp 95 miliar. Keseluruhan pekerjaan meliputi bangunan Wantilan, Pewaregan, Paebatan, Candi Bentar, penataan areal parkir, serta penataan jalan dan taman di kawasan tanah lot.

SMA NEGERI 8 DENPASAR BALI

SMA Negeri 8 Denoasar Bali merupakan salah satu objek tujuan Pembelajaran Kontekstual ke Pulau Bali, yang dilaksanakan oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lendah tahun pelajaran 2016/2017. Para pembelahar datang ke sekolah ini untuk saling mengenal dan berbagi pengalaman dalam belajar dan pembelajaran, khususnya dalam memajukan Sekolah yang Bercirikan Pembinaan Bakat Khusus Olah Raga. Di samping bertamu, berramah tamah dan saling berbagi informasi, para pembelajar mengadakan pertandingan persahabatan dalam cabang olah raga Volley Ball. Dalam hal saling berbagi informasi, maka terkumpullah data mengenai SMA Negeri 8 Denpasar sebagai berikut.

NPSN: 50103632 ; N.S.S:  30.1.22.09.02.026; Propinsi: Bali; Otonomi: Denpasar; Kecamatan: Denpasar Utara; Desa/Kelurahan: Peguyangan Kaja; Jalan: Antasura; No. telepon: (0361) 9008200; Daerah: Pedesaan: Status Sekolah: Negeri;  Alamat Website Sekolah: http://www.sman8denpasar.sch.id ; Alamat Email Sekolah: sman8denpasar@gmail.com; Kelompok Sekolah : Inti; Akreditasi: A; Surat Keputusan: Nomor : 28      Tanggal : 12 Maret 2007; Penerbit SK : Walikota Denpasar; Tahun Berdiri: 2006; Waktu Kegiatan Pembelajaran: Pagi; Status bangunan Sekolah: Milik Sendiri;  Kuas Bangunan: 1.877 M2; Jarak ke Pusat Kecamatan: 4 Km; Jarak Ke Pusat Otoda: 5 Km; Terletak pada Lintasan : Kab. /Kota; Penyelenggara : Pemerintah.

Visi Sekolah: “UNGGUL MUTU YANG BERBUDAYA DAN BERBUDI PEKERTI”. Indikator Visi: (1) Unggul dalam memperoleh Nilai UAN dan UAS; (2)  Unggul dalam persaingan SPMB; (3)  Unggul dalam Karya Ilmiah  MIPA dan IPS; (4) Unggul dalam  ilmu pengetahuan  teknologi dan seni; (5) Unggul dalam  olahraga; (6) Unggul mengenali  potensi dirinya, sehingga berkembang  dan memberikan makna dalam kehidupan; (7) Unggul dalam penghayatan   dan penerapan ajaran agama yang dianut; Unggul dalam menetapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan  seluruh warga sekolah dan masyarakat.

Misi Sekolah: Untuk mewujudkan Visi dengan berbagai indikator yang telah dirumuskan, SMAN 8 Denpasar menetapkan misi sebagai berikut : (1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, efisien sehingga setiap siswa berkembang sesuai dengan potensi positif yang dimiliki. (2) Melaksanakan tuntutan dengan pengembangan dibidang akademis bagi siswa yang memiliki bakat dan potensi khusus, sehingga dapat meningkatkan keahliannya. (3) Melaksanakan pelatihan ketrampilan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki setiap siswa, sehingga tumbuh rasa sportifitas dalam dirinya. (4) Melaksanakan pembinaan dan pelatihan olahraga sesuai dengan bakat dan potensi yang dimilki siswa, sehingga tumbuh rasa sportifitas dalam dirinya; (5) Melaksanakan pembinaan dibidang seni sesuai dengan bakat dan potensinya sehingga mampu tampil di Masyarakat; (6) Memotivasi dan membantu setiap siswa untuk “Mulat Sarira” terhadap keberadaan dirinya dapat dikembangkan dan difungsikan kearah positif; (7) Mewujudkan penghayatan terhadap ajaran Agama yang dianut untuk meningkatkan iman dan takwa serta kepribadian yang mulia sebagai dasar berpikir, berkata dan berbuat yang sesuai dengan tri semaya “Atita, Wartamana, Negata” (Waktu dulu, sekarang dan yang akan datang); (8) Menetapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan masyarakat, khususnya orang tua siswa.

IKHTISAR DAN KESIMPULAN

Enam kunjungan ke objek pembelajaran selama di Pulau Bali sudah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, para pembelajar beserta pembimbing dapat mengambil kesimpulan bahwa yang terjadi di Pulau Bali dengan yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo sangatlah berbeda dalam hal kebiasaan beragama beserta budaya keseluruhannya. Begitu juga dalam hal berkomunikasi dengan para turis dari berbagai negara dan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Dengan demikian para pembelajar dapat melihat dan mengalami secara langsung nuansa berbacaan yang cukup mencolok tersebut.

Pelajaran yang dapat diambil untuk dikembangkan lebih lanjut di bangku sekolah kemudian adalah: bahwa dalam bergaul dengan orang-orang yang tidak seagama, sangatlah dituntut kebesaran hati dan tepo seliro, menepis segala macam sikap egosentris, bahkan walau itu ditopang oleh keyakinan beragama. Bedrtoleransi di sini tidak berarti melebur dan membaurkan keyakinan, melainkan melebur dan membaurkan diri ke dalam kancah kemanusiaan sesama manusia yang de facto ada dalam dalam perbedaan keyakinan, adat idtiadat. Bahkan di Pulau Bali juga terdapat berbagai etnis yang bersliweran sebagai turis, yang kehadiran mereka sangat diharapkan untuk memajukan ekonomi, budaya serta pergaulan rakyat Indonesia di kancah dunia internasional. Kesimpulan yang dapat diambil dari Pembelajaran Kontekstual Tematik ke Pulau Bali kali ini adalah (1) Secara keyakinan, para pembelajar dikenalkan dan praktik langsung melaksanakan tolerasnsi dan tepo seliro, membaurkan diri sebagai sesama manisia di kancah kemanuasiaan nasional dan internasional, sehingga para pembelajar menjadi lancar dan tidak kikuk dalam melaksanakan tugas-tugas selanjutnya sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung jawab; (2) Berkomunikasi dengan sesama manusia antarsuku bangsa dan antarbangsa, diperlukan bahasa yang dapat dimengerti oleh berbagai pihak, oleh karena penguasaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris secara fasih dan benar sangat diperlukan, bahkan diharuskan bagi para pembelajar.

Dua kesimpulan itu, bila direalisasikan selanjutnya di bangku kelas-kelas, akan mampu memenuhi tema pembelajaran kontekstual kali ini, yakni: Memahami budaya belajar penduduk di Pulau Bali dan menggambarkan kemampuan diri  berperanserta dalam membangun komunikasi dan toleransi untuk mengembangkan realisasi prinsip kebhinekaan bangsa.

Pada akhir pembelajaran, siswa diminta melakukan tahapan evaluasi, yakni dengan menjawab secara individual tes esai berikut:

  • Tulislah minimal lima butir informasi tentang keadaan objek pembelajaran Bedugul.
  • Gambarkan minimal lima butir informasi dengan kalimat yang runtut dan jelas tentang objek pembelajaran GWK.
  • Tulislah minimal lima butir informasi tentang keadaan objek pembelajaran Sangeh
  • Gambarkan minimal lima butir informasi dengan kalimat yang runtut dan jelas tentang objek pembelajaran Pantai Pandawa
  • Tulislah minimal lima butir informasi tentang keadaan objek pembelajaran Tanah Lot
  • Gambarkan minimal lima butir informasi dengan kalimat yang runtut dan jelas tentang objek pembelajaran SMA Negeri 8 Denpasar.
  • Rumuskan dengan kalimat runtut, jelas dan efektif tentang bunyi peransertamu dalam merealisasikan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi warga negara Republik Indonesia, sehubungan beranekaragamnya Agama di tanah air.
  • Rumuskan dengan kalimat runtut, jelas dan efektif tentang bunyi peransertamu dalam merealisasikan pergaulan nasional maupun internasional, sehubungan kelancaran dan kesalingpahaman komunikasi yang disampaikan.

REFERENSI: Dari berbagai sumber dan catatan langsung dari penjelasan Pemandu Wisata di objek-objek pembelajaran.

 

: