Puisi Tri Wahyuni, XI IPS-3, “Tentang Mimpi dalam Masa Itu” dan “Tuan Kopi”

Tentang Mimpi dalam Masa Itu

Dia terperosok lagi

Bersama debu yang menempel di wajahnya

Dia kesut dengan tangan mungilnya

lalu berkata “aku tak apa, jangan risaukan”

 

Dia bangkit kembali

Bersama beribu orang yang masih peduli

Saat bercengkerama ria, dialah sang ahli dalam menipu

Dengan memunculkan begitu banyak canda

Walau sebenarnya dia hanya bertopeng belaka

 

Dia terpuruk lagi

Oleh keadaan yang memaksanya untuk berdiam

Atas sakit dan perihnya segala masa lalu

Atas muramnya apa yang ia pikirkan

Atas kebencian dan kenistaan sebuah kemunafikan

Ia ingin menjerit membuang lara

Ia ingin tertawa lebar lebar untuk  menyempitkan sunyi

Ia ingin menangis goyah untuk menghabiskan air mata

 

Ia memulai kembali

Sebuah depresi yang selalu tersembunyi

Ia mengacak-acak rambutnya

Mengulang memori yang pernah ia hancurkan sendiri

Dan hanya mampu berkedip sembari menguap dalam harap

Ketika dibalik remang-remang ia menguatkan kembali

Setitik cahaya di dalam hati akan sebuah mimpi

Dimana ia tak boleh mengenal kata tumbang

Hanya karna kata masa itu~

 

Lendah, 8 September 2017

 

 

Tuan  Kopi

Tuan

Bolehkah saya bertanya sebagai pecandu kopi

Yang selalu saya merasa senang bisa menyeruputnya

Membiarkan lidah saya bermain rasa

Menyeduh secangkir kopi sambil bernostalgia sendiri

 

Bukanlah pertanyaan yang menganjal pikiran tuan

Tapi bisa saja tuan mendermawankan roti tawar di meja itu

Untuk menganjal lapar orang di bawah anda itu

Bukankah kopi anda sudah menghidupi anda secara cukup?

 

Tidak tuan

Saya hanya sebagian kecil dari butiran kopi itu

Yang menyukai harumnya saat disangrai

Menjadikan biji demi biji itu tersaji menjadi bubuk

Tumbuh menjadi materi yang saya hidupkan untuk tanggungan saya

Sedangkan rumah yang saya bangun mati-matian itu sedikit condong

Bahkan hampir roboh

 

Tuan

Saya langsung saja ke pertanyaan

Karena saya takut anda murka

Memasang indra seksama demi derajat manusia yang ternilai tahta di bawah anda

Saya hanya rakyat jelata tuan

Meminta balas kasihan untuk membenahi atap berlindung hujan

Tuan

Mengapa kopi bisa menjadi pengobat rindu?

Ketika waktu itu saya juga pernah menjadi tuan kopi

Yang memakan karma karena tak mengenal kata berbagi

 

Lendah, 18 September 2017

Tri Wahyuni, XI IPS-3, pernah memublikasikan puisinya di website ini pada 13 Agustus 2017. Alhamdulillah, kali ini dia terus berkarya, dan SEKARANG kita bisa lagi menikmati dua buah puisinya yang menawan hati.

Kini dia adalah siswa SMA Negeri 1 Lendah, Kelas XI IPS-3, dengan Nomor Induk Sekolah 5453, dan Nomor Induk Siswa Nasional 0012147590. Ayahnya bernama: Wangsit, Ibunya bernama Sumirah. Alamat tempat tinggalnya adalah: Dusun Tubin, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo 55663. Seorang siswi yang memiliki selera jiwa puitis. Dia pernah membawakan puisi-puisinya pada acara Wisuda Siswa Kelas XII Tahun Pelajaran 2016/2017 di Balai Desa Jatirejo, Lendah, Kulon Progo. Mendapatkan aplaus yang bagus dari audiens saat itu. Kita tunggu karya-karya berikutnya dari Tri Wahyuni, siswi kelas XI IPS-3

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*